Monday 19 November 2012

„Rasa Indonesia“ di Interkulturelle Tage 2012

Meski secara resmi acara Interkulturelle Tage, Sabtu 29 September 2012 baru dibuka pada pukul 12.00 CET, namun sejam sebelumnya suasana di depan Stand FORMID sudah dipenuhi oleh kerumunan pengunjung yang sedang mengantri untuk membeli makanan yang ditawarkan oleh FORMID. Pengunjung seolah tidak sabar lagi untuk segera mencicipi sajian kuliner khas Indonesia.

Suasana seperti demikian memang telah menjadi “langganan” bagi Stand Formid setiap kali mengikuti kegiatan Interkulturelle Tage, yang merupakan perhelatan tahunan yang digelar oleh Pemerintah Kota Dresden melalui Ausländerrat Dresden.

Menempati lokasi yang sangat strategis, tepat di pojok area Jorge‐Gomondai‐Platz (sekitar 150 meter dari Albertplatz), membuat Stand FORMID sangat mudah dijangkau oleh para pengunjung kegiatan ini. Selain itu Stand FORMID berdiri tepat berseberangan dengan panggung utama (Hauptbühne) dari Interkulturelle Tage, sehingga lalu lintas pengunjung lebih menguntungkan bagi Stand FORMID, karena lokasinya akan dilewati oleh pengunjung yang lalu lalang disekitar panggung utama.

Keragaman makanan yang dijual di Stand FORMID membuat pengunjung sedikit berpikir sebelum menentukan pilihannya. “Wah banyak juga ya. Mau pilih yang mana? Hmm.., hmm“….itulah mungkin yang ada dibenak pengunjung yang sedang berpikir menentukan makanan apa gerangan yang akan dibeli. “Einmal Bakwan, einmal Pastel, einmal Lemper und eine Portion Bakmie Jakarta“, kata seorang Ibu muda yang memesan makanan di Stand FORMID. Pesanan lainya, misalnya oleh seorang Bapak:„Einmal Risoles, einmal Onde‐onde, einmal Pisang Goreng und Eine Portion Somay“. Tentu saja dengan lincah dan gesit sales force FORMID (Ria, Christina, Melly, Rian, Reza, Ucup dan Erick) melayani pembeli dengan penuh semangat.

Sementara untuk mendukung supplai makanan yang ditawarkan kepada pengunjung agar tak kosong dan habis persediaannya, di areal belakang tenda FORMID barisan ibu‐ibu FORMID kompak bahu‐membahu mendirikan “Dapur darurat”, yang kepulan asap masakan dan gorengan terus mengepul, sejak jam 11.00 siang sampai setengah jam sebelum acara ini ditutup (18.00). Laris manisnya sajian jualan makanan FORMID, membuat beberapa pengunjung sedikit kecewa karena tidak mendapat “jatah” untuk membeli dan mencicipi kuliner nusantara. Menjelang pukul 16.00 CET beberapa menu take away sudah ‘Ausverkauft‐Sold out , dua jam sebelum kegiatan Interkulturelle Tage berakhir. Menu yang Ausverkauft diantaranya adalah Risoles, Bakwan, Onde‐Onde, Lemper, Kue Putu, Kue Bolu Ketan Hitam, Pisang Goreng, Kue Lumpur dan Somay. Bukan hanya kuliner khas Indonesia yang menarik minat pengunjung, namun sejumlah perhiasan tradisional dari Bali juga diminati dan laku terjual.

Partisipasi FORMID kali ini tidak hanya terbatas pada menjual makanan dan perhiasan tradisional, namun pengunjung juga dimanjakan dengan penampilan Tari Lilin dari Sumatera yang disajikan di panggung utama Interkuluturelle Tage. Gerak lincah para penari dengan kostum kebaya nasional warna‐warni khas nusantara diiringi dengan lagu tradisional mampu memukau penonton. Antusiasme para penonton menyaksikan tarian yang dipersembahkan oleh empat Srikandi FORMID (Linda, Ririn, Melly, Uwoh), menambah kesan dan nilai keikutsertaan FORMID pada event ini.

Meski fokus keikutsertaan FORMID pada Interkulturelle Tage kali ini adalah menampilkan jualan kuliner tradisional Indonesia, namun misi menyebarluaskan pariwisata Indonesia juga tetap terintegrasi melalui penyediaan informasi tentang Indonesia dengan brosur dan leaflet Parawisata dari KBRI Berlin.

Stand FORMID dengan keanekaragaman jualan makanan mampu menyedot ratusan pengunjung. Makanan yang dijualpun sangat diminati pengunjung. Aneka makanan yang dijual dengan harga murah terjual habis sebelum acara berakhir.

Keikutsertaan FORMID pada Interkulturelle Tage kali ini kembali membuktikan eksistensi FORMID dalam berkarya nyata buat Indonesia, berkarya lewat promosi kuliner tradisional Indonesia. Hujan pujian dari pengunjung yang mencicipi masakan yang mereka beli, juga
membuktikan masakan yang disajikan adalah layak dan setaraf dengan masakan Thailand, Vietnam maupun menu‐menu di Eropa.

Satu kebanggaan atas keanekaragamana sajian makanan jualan FORMID adalah kemampuan Ibu‐ibu FORMID untuk berkreasi dan memodifikasi kuliner nusantara meskipun dengan keterbatasan bahan yang tersedia. Sehingga layaklah dan tidak berlebihan kiranya keikutsertaan FORMID dengan “dagangan” menu Indonesia menjadikan FORMID sebagai Duta Kuliner Bangsa di Dresden.

Singkatnya, bagi para pengunjung Stand FORMID sajian makanan dengan begitu banyak ragamnya, menjadi kesempatan berharga untuk membeli dan menikmati kuliner khas Indonesia, sebab dimana lagi dapat membeli makanan Indonesia kalau tidak dalam acara Promosi Kuliner Indonesia?, seperti pada acara Interkulturelle Tage ini. Hal ini dapat dimaklumi, sebab di Dresden belum ada Restoran Indonesia. Jadi wajar saja jika pengunjung tidak menyia‐nyiakan kesempatan berharga ini, yang hanya sekali setahun. So, sampai jumpa tahun depan di Interkulturelle Tage, selamat menunggu setahun lagi untuk dapat menimmati sajian makanan Indonesia…….
Rasa Indonesia‐‐‐Taste of Indonesia ‐‐Toller indonesische Geschmack.

Ikhfan Haris
Foto: Adhi Nugraha

No comments :