Saturday 11 October 2014

Strassenfest Interkulturelle Tage in Dresden



Panitia yang sedang mempersiapkan stan

Pada tanggal 27 September 2014. Indonesia di undang untuk ikut serta dalam acara Strassenfest Interkulturelle Tage.Untuk yang masih awam tentang apa itu Straßenfest, mari kita lihat penjelasannya di bawah ini.
Strassenfest adalah Festival di jalan dan Interkulturelle Tage adalah hari antar budaya. Jadi, Strassenfest Interkulturelle Tage adalah sebuah festival antar budaya yang diselenggarakan di jalan atau di tempat umum. Acara ini diselenggarakan dari Pemerintah Dresden untuk masyarakat yang lahir, besar atau pendatang yang tinggal di Dresden. Festival semacam ini bukan hanya dilakukan di Dresden, melainkan juga ada dibeberapa kota besar lainnya di Jerman, yaitu Berlin, Leipzig dan lain - lainnya.

Festival strassenfest ini diadakan sekali di setiap tahunnya, bertempat di Jorge-Gomondai Platz yang berlangsung dari pukul 11 siang sampai pukul 6 sore waktu setempat. Formid berpartisipasi dalam acara ini bukan hanya dengan niat memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Dresden melainkan juga untuk membuka diri agar bangsa lain bisa mengenal Indonesia jauh lebih dekat lagi.

Berikut beberapa foto dalam acara ini.

Panggung pertunjukan untuk para peserta.
Mereka menyuguhkan tarian dari masing-masing negara.
 Indonesia sendiri menampilkan tarian Jaipong.

Berawal dari pukul 9 pagi, panitia mulai beraktifitas menyiapkan logistik yang dibutuhkan selama keberlangsungan acara. Tahun ini Formid menjual beberapa jenis makanan khas Indonesia contohnya bakwan, pastel, klepon, dan masih banyak lagi di jual mulai dari harga 1€ untuk satu buahnya, dan untuk makanan yang beratnya, Formid menyajikan bakso tahu dan mie ayam dengan harga 3,5 € per porsi.

Klepon,pukis dan ketan hitam



Rempeyek, martabak, pastel dan bakwan














Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia, maka tidak lengkap rasanya tanpa  memperkenalkan pakaian adat dari Indonesia dengan warna-warni khasnya yang ceria sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. Pakaian tradisional ini pun dipinjamkan kepada pengunjung stand sehingga mereka dapat mengabadikan momen tersebut dalam foto. Tidak banyak tapi tidak sedikit yang ingin dan mencoba pakaian yang berasal dari Indonesia ini, dan pastinya gratis. Berikut ini beberapa hasil foto yang kami ambil. 




Waktu untuk festival ini sangat tepat diadakan pada hari sabtu sehingga banyak orang dewasa baik keluarga ataupun anak-anak yang ramai datang untuk melihat acara ini. Walaupun awalnya mendung tetapi seiring berjalannya waktu, cuaca kemudian sangat mendukung. Acara ini sangat pas untuk anak-anak. Berbagai kegiatan untuk anak-anak seperti menggambar wajah anak-anak dengan gambar binatang menggunakan cat warna yang baik untuk kulit.



Beberapa Negara lain yang ikut berpartisipasi dalam Hari antar budaya Dresden ini adalah Brazil, China, Pakistan ada juga Unicef yang ikut serta dalam acara ini.

Respon dari para pengunjung pun sangat bagus. Tak sedikit yang mengatakan stand Indonesia sangat kreatif, mereka pun menyukainnya. Beberapa pengunjung mengatakan mereka sudah pernah berkunjung ke Indonesia. Adat dan Budaya Indonesia sangat berbeda dengan negara mereka. Mereka sangat menyukai hal-hal yang berbeda. Selain mampu untuk mempelajari tentang budaya Indonesia, mereka juga dapat mengenal lebih jauh tentang tanah air kita melalui acara ini.

Dibawah ini ada beberapa foto dari acara yang berlangsung pada tanggal 27 september 2014 lalu ini.


Pengunjung sudah mulai berdatangan.


Keramaian di depan Stan Formid

Tarian India 

Laris manis
Foto bersama Panitia Stan

Foto bersama dari seluruh panitia yang bertugas.


Formid memiliki banyak agenda tahunan yang akan dilaksanakan tahun ini. Terima kasih atas kesediannya membaca blog kami. Salam Formid.

By Berlian Prawiro
Pic by Benny Setyaji



1 comment :

Anonymous said...

Wah seru juga ya kegiatannya, jadi ingin main ke Dresden.
Hanya sebagai masukan, mohon diperhatikan kaidah penulisan dan gaya penulisan blog ini.
Sebagai contoh kata depa di yang diikuti kata kerja seharusnya disambung.
Gaya penulisan juga perlu dikembangkan, jangan sampai karena tinggal di Jerman jadi melupakan bahasa ibu sendiri ya hehe